Hari ini adalah hari baru yang indah
bagiku, aku baru lulus SMP dan akan dipindahkan ke SMA yang berada di
Jogjakarta. Aku senang sekali tinggal di Jogjakarta, disana aku bisa tinggal
bersama nenek disana. Banyak makanan yang aku suka disana.
Aku senang sekali dapat tinggal bersama nenek lebih lama, Aku bisa membantu nenek di Sawah, jadi gembala buat kambing-kambingnya nenek. Nenekku sangat baik sama aku, setiap malam aku suka sekali di belai rambutnya sama nenek.
Aku senang sekali dapat tinggal bersama nenek lebih lama, Aku bisa membantu nenek di Sawah, jadi gembala buat kambing-kambingnya nenek. Nenekku sangat baik sama aku, setiap malam aku suka sekali di belai rambutnya sama nenek.
Nenek suka memanggilku dengan panggilan
kesayangannya. Nenek memanggil aku Depol, aku suka dipanggil depol karena waktu
aku kelas 2 SMP aku masih suka kencing dicelana saat aku tidur. Nenekku
memanggil aku kaya gitu supaya aku malu dan tidak ngompol lagi. Aku padahal
malu banget sama om dan tanteku yang kebetulan tinggal serumah dengan nenek.
Setiap aku dateng kerumah nenek waktu aku masih SMP, pasti setiap malam aku
ngompol. Padahal aku sebelum tidur selalu buang air kecil dulu tapi tetep aja
masih ngompol.
Sebenernya aku tidak mau di panggil
depol, sejak aku duduk dikelas 3 SMP aku berusaha untuk tidak ngompol lagi.
Nama Ryan Dwi jaya udah keren banget namaku diubah jadi depol. Sekarang aku
sudah mau masuk kelas 1 SMA, aku tidak mau ngompol lagi. Kalau ketahuan
temen-temen disekolahan aku pasti diledekin juga saat disekolahan.
Pada hari senin 29 juni 2012 aku
sudah mulai masuk ke SMA baruku. Kebiasaan disekolahn baruku ini katanya semua
siswa/siswi baru harus melewati Masa Orientasi Siswa(MOS). Setiap anak
laki-laki rambutnya harus dipotong sampai botak. Aku tidak mau rambutku di
botak, tapi terpaksa karena papahku pengennya disekolahan SMAN 52 Jogjakarta.
Kalau rambutku tidak botak saat MOS
aku disuruh lari muterin lapangan sebanyak 200 kali. Ahhh sebelll habis, udah
ganteng-ganteng kaya gini rambutnya dipotong nanti bisa jadi jelek nih.
Meskipun saat MOS harus dibotak yang
sangat aku kesal tapi mendapat seorang teman baru yang sangat cantik. Namanya Vellen
Dwi Jaya, anaknya sangat friendly banget sama aku. Aku kenal dia saat dia di
gangguin kaka-kaka kelas. Aku belain dia karena aku kasihan banget sama dia,
masa di gangguin kaka kelas yang kurang ajar gangguin perempuan yang cantik
jelita seperti Vellen.
Aku tukeran nomer handphone sama dia,
saat pulang sekolah aku ketemu dia di depan gerbang sambil nungguin
jemputannya.
“ Vellen jemputannya masih lama tidak
datengnya?? Kalau masih lama aku anterin aja yuk, tak bonceng naik motor.”
Kataku sambil duduk diatas motor.
“ Sebentar lagi juga dateng supirku.
Makasih ya Ryan atas tawarannya.” Kata Vellen.
“ kalau tidak mau dianterin aku
nemenin kamu tunggu jemptanmu dating ya. Boleh?” jawabku dengan senyum malu.
“ boleh kok Ryan.” Kata Vellen dengan
malu.
Lima menit kemudian jemputannya
Vellen pun datang. Meskipun waktu yang sebentar untuk berduaan sama Vellen
untuk menunggu jemputannya sangat mengasikan. Soalnya dia anaknya cepat bergaul
dan ramah. Jadi saat aku ngobrol sama dia itu selalu nyambung.
Setelah Vellen masuk mobil dan pergi,
aku juga langsung segera pulang sekolah. Aku buru-buru karena aku ingin segera
membantu nenek dikebun. Meskipun aku cape udah pulang sekolah harus membantu
nenek. Karena aku tidak mau melihat nenekku kecapean akibat trus bekerja. Aku
kan masih muda dan masih bersemangat aku pengen jadi anak baik, aku ingin
selalu membantu nenek serta orang tuaku saat aku masih sanggup membatnu.
Saat matahari mengucapkan selamat
tinggal kepada dunia. Aku pulang dengan rasa lelah serta bermandikan keringat.
Saat aku serta nenekku tiba dirumah. Aku segera menarus peralatan yang dibawa
ke kekebun. Saat aku lagi duduk melemaskan kedua kakiku. Aku disuruh
membersihkan badanku karena sudah bau asem.
Sesudah mandi aku mau mengerjakan
tugas dari sekolah. Tetapi kok dipikiranku hanya ada Vellen ya? Emang sih
anaknya cantik baik ramah. Tapi apakah aku bener-bener suka sama dia. Dahlah
urusan cinta nanti dulu mau ngerjain tugas takut besoknya dimarahin guru dan
dibilang anak malas, padahal akukan anak rajin, hehehe.
Akhirnya pekerjaanku sudah selesai
juga, sebelum tidur aku pengen jalan-jalan dideket sawah dulu nih, sambil
mikirin Vellen kayanya seru.
Waduh kalau bayangin Vellen trus dan
banyangin dianya dideket sawah yang hijau tidak sadah kalau sudah jam 12 malem
nih. Pulang ajalah kalau banyangin Vellen trus bias-bisa sampai besok juga
belom selesai, nanti kasihan nenek dirumah nungguin.
Keesokan harinya aku bangun dengan
senyum indah menyapa nenek yang sedang mempersiapkan sarapan untuk aku. Sebelum sarapan aku
bergegas untuk segera mandi dan siap-siap berangkat sekolah. Aduh airnya seger
bener di daerah pegunungan. Bikin perut keroncongan, lebih baik cepet-cepet
makan dari pada masuk angin.
Sesudah makan aku segera pergi
kesekolahan karena takut telat. Saat sampai dikelas pas banget sama bel masuk.
Untung saja belom telat masuk kekelasnya. Saat aku duduk ditempat aku tiba-tiba
bu guru menyuruh Vellen pindah duduk bersamaku, aku tadi malem mimpi apa ya
bisa duduk sama dia. Seneng banget nih bisa duduk semeja sama dia.
Tidak kusangka waktu trus berjalan
dengan cepat miggu depan ternyata sudah mau bagi rapot tengah semester.
Sebenernya aku tidak mau jauh dari Vellen saat liburan akhir semester. Selama 5
bulan ini aku duduk sama dia nyaman sekali,
Saat pulang sekolah Vellen
kelihatannya lagi kebingungan banget, aku samperin dan tanyain ah ada apa?? Kayanya
dia sangat gelisah.
“ Vellen kamu kenapa gelisah
banget??” Tanya ku.
“ Gini Ryan supirku tidak bisa jemput
aku karena supirku nganterin papiku ke kantor imigrasi untuk ngurus-ngurus
surat kepindahan aku ke amerika.” Jawabnya dengan sedih.
“ Mau aku anterin? Sekali ini aja
sebelum nanti kamu pindah ke Amerika.” Jawabku dengan nada redup.
“ kalau tidak ngerepotin kamu mah
tidap apa apa” jawan Vellen.
“ Tidak ngerepotin kok, ayu cepet
naik.” Kataku.
“makasih Ryan” jawab Vellen.
Meskipun agak sedih mendengar Vellen
akan pergi keluar negri minggu depan, aku segera mengantarkan dia kerumahnya.
Saat dalam perjalanan aku beranikan diri bilang ke Vellen kalau ini aku suka
sama dia.
Untungnya waktu itu Vellen menggangap
serius dan langsung mengatakan “MAU”. Aku langsung seneng banget. Coba aja
kalau dia anggep aku lagi bercanda pasti aku tidak akan bisa jujur lagi kalau
aku suka sama dia.
Saat pembagian rapot aku tidak
ditemani orang tuaku karena mereka ada diluar kota. Jadi saat pembagian rapot
aku ditemani oleh nenekku. Pagi-pagi aku sudah siap-siap untuk berangkat
kesekolah untuk mengantarkan nenekku mengambil hasil rapotku.
Saat pembagian rapot itu nenekku
bertemu dengan orang tua dari Vellen. Aku langsung kaget kalau orang tuanya
Vellen adalah adik dari papahku. Aku kaget sekali sudah Vellen mau pergi keluar
negri trus juga dia adalah sepupuku.
Aku langsung menanyakan ke orang
tuanya apakah itu benar yang dikatakan nenek? Mereka menjawab ia. Berarti
hubungan aku dengan Vellen harus kandas begini aja karena aku dan dia adalah
saudara. Aku masih bisa nerima kalau dia
mau pindah keluar negri, tapi kalau dia adalah sepupuku aku tidak menerima.
Karena aku sayang banget sama dia.
“ Maaf Ryan ternyata kita masih
bersaudara. Mulai dari sekarang kita putus aja ya. Kamu boleh sayang sama aku
sebagai saudara aja ya, jangan sebagai pacar. Sampai ketemu lagi habis ini aku
langsung pergi ke Amerika.” Jawab Vellen sambil menangis dan berlari
menjauhiku.
“ ya sudahlah.” Jawabku dengan murung
dan segera pulang kerumah karena tak tertahan menahan tangis.
Buat apa aku trus menangis gara-gara
cinta. Kalau kenyataannya dia adalah saudara aku sendiri, dan dia juga akan
pergi meninggalkanku selamanya. Aku akan menyimpan kenangan terindah bersama
dia selama dia. Memboceng dia saat pulang sekolah. Itu semua sudah menjadi masa
laluku yang kelam, semoga disana dia bahagia.